BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN
A. Gambaran Umum Supermarket Pamella I
Yogyakarta
- Latar
Belakang Perusahaan
Perusahaan yang terletak di jalan Kusumanegara no. 141
Yogyakarta ini didirikan oleh NOOR LIESNANI PAMELLA. pendiri adalah anak
pertama dari sebuah keluarga besar yang memiliki usaha sendiri. Sedangkan suami
pendiri yang bernama Sunardi Syahuri yang dilahirkan di desa yang hampir
sebagian besar penduduknya mempunyai perusahaan tenun dengan beberapa orang
karyawan dan karyawati.
Saat pendiri berumur 8 tahun (1963), ia bersama keluarga
memisahkan diri dari lingkung keluarga besar dan menempati rumah baru yang
terletak di jalan Kusumanegara Yogyakarta. Sisa bangunan rumah tersebut
dimanfaatkan untuk membuka usaha baru antara lain: penjualan ikan segar dalam
kolam, peternakan, penjualan tanaman hias, dan buah-buahan serta penggilingan
padi.
Ketika tahun 1970 ayah pendiri meninggal dunia dan semua
usaha berantakan, dan ibu pendiri melunasi sisa hutang bank dengan berat.
pendiri beranggapan bahwa pinjaman bank itu memberatkan nasabah sehingga
pendiri berjanji tidak akan meminjam uang pada bank karena hukum bunga bank
haram.
Ketika pendiri duduk di kelas 2 SMP sudah berjuang keras
untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan 3 adik yang masih sekolah ditambah kewajiban
melunasi hutang bank. Dan usaha pendiri yang pertama adalah berdagang pakaian
dengan cara door to door di luar jam
sekolah, sementara ibu pendiri menjahit pakaian di rumah.
Dari hasil penjualan sawah seluas 400 M, pendiri menggunakan
untuk melunasi sisa utang bank dan sebagian dijadikan untuk modal usaha.maka
dibulah warung usaha kelontong ukuran 5 x 6 meter dengan nama FLORA di jalan
Kusumanegara no. 121 Yogyakarta dan warung tersebut terus berkembang serta
barang dagangannya pun semakin lengkap dan bisa melinasi hutang bank.
Pada tanggal 14 September 1975 didirikanlah warung bernama
PAMELLA tepat di samping FLORA dengan ukuran 5 x 5 dengan modal pinjaman seber
Rp 150.000 (untuk perbandingan nilai emas 60 Gr).Adapun nama Pamella diambil
dari nama terakhir pendiri yaitu Noor Liesnani Pamella.
Pada tahun 1978 toko
Pamella diperpanjang menjadi 5 x 15 meter dan mulai mempunyai pegawai, karena
sebelumnya belum ada pegawai. Kemudian pada tahun 1979 pendiri membeli tanah
yang sekarang menjadi Pamella 2, dan disamping itu juga memperpanjang toko lagi
menjadi 5 x 30 meter. Karena sesak lagi dan semakin laris maka Pamella dibangun
menjadi 2 lantai pada tahun 1984. Ternyata dengan 2 lantai, Pamella masih sesak
juga maka pada tahun 1994 ditingkat menjadi 4 lantai (lantai 1 sampai 3 untuk
toko, dan lantai 4 untuk gudang). Pada Maret 2000 pendiri membeli tanah seluas
1.650 m² sambung dengan tanah Pamella yang hanya 380 meter dan langsung
dibangun untuk perluasan swalayan menjadi 540 m2 dan sudah beroperasi pada tanggal
1 Oktober 2000, dengan tujuan agar konsumen yang bermobil bisa masuk ke Pamella
karena sebelumnya yang masuk hanya kendaraan roda 2.
- Struktur
Organisasi Perusahaan
Suatu organisasi
perusahaan tujuan utamanya tentu saja adalah profit. Untuk mencapai tujuan
inilah dibentuk suatu struktur organisasi yang mengatur tugas peranan
masing-masing karyawan secara efisien. Dengan efisiensi struktur organisasi dan
struktur kerja diharapkan efektifitas dapat tercapai.
Untuk lebih meningkatkan
optimalisasi, efektifitas dan efisiensi karyawan dan lebih memudahkan pihak
manajemen dalam mengawasi karyawan maka dibuat suatu job description. Job
discription ini menggambarkan dan menuntun karyawan dalam melaksanakan
pekerjaannya. Apa yang menjadi tugas, kewajiban, hak dan wewenang mereka.
Berikut
ini adalah gambaran atau bagan perusahaan Pamella I:
Keterangan:
=
Garis Instruksi
=
Garis Koordinasi
Berikut ini adalah job
discription (mengacu pada struktur organisasi) mereka:
a.
Pimpinan Umum
Tugas dan Kewajiban
1)
Mengusahakan pencapaian target perusahaan
2)
Menciptakan suasana yang harmonis, gembira dan dedikasi
diantara karyawan.
Hak dan Wewenang
1)
Mengajukan usul dan keputusan strategis dalam usaha
mencapai terget.
2)
Mengajukan usul mengenai mitasi dan promosi karyawan
pada bagian personalia.
b.
Bagian Personalia
Tugas dan Kewajiban
1)
Membuat dan mengawasi jadwal kerja seluruh karyawan.
2)
Merekrut, menguji dan melatih karyawan baru.
Hak dan Wewenang
1)
Merekrut, memindahkan dan menaikkan jabatan maupun
memecat karyawan sehubungan dengan kepentingan perusahaan.
2)
Menegur dan menindak karyawan sesuai dengan kesalahan.
c.
Bagian Keuangan
Tugas dan Kewajiban
1)
Membuat anggaran keuangan perusahaan.
2)
Mengawasi dan mencatat pemasukan dan pengeluaran
perusahaan.
Hak dan Wewenang
1)
Menentukan anggaran pengeluaran perusahaan
2)
Membuat dan menyusun format laporan keuangan
perusahaan.
d.
Bagian Gudang
Tugas dan kewajiban
1)
Mengawasi stok barang yang ada digudang
2)
Mengontrol kelengkapan dan keadaan barang
Hak dan Wewenang
1)
Meminta persediaan barang yang sudah habis.
2)
Menolak dan menerima pemasok barang.
e.
Bagian Administrasi
Tugas dan Kewajiban
1)
Membuat anggaran administrasi perusahaan.
2)
Mengawasi dan mencatat pemasukan dan pengeluaran
administrasi
Hak dan Wewenang
1)
Menentukan anggaran administrasi perusahaan.
2)
Membuat dan menyusun format laporan administrasi
perusahaan.
f.
Koordinasi Penjualan
Tugas dan Kewajiban
1)
Mengatur dan menyusun program-program pemasaran secara
continiu untuk mencapai target perusahaan.
2)
Mengawasi besarnya mark
up pricing.
Hak dan Wewenang
1)
Menolak menjual suatu produk apabila produk tersebut
tidak memenuhi syarat untuk dipasarkan.
2)
Menolak pengajuan suatu program dari pihak supplier apabila program tersebut tidak
menguntungkan perusahaan.
g.
Pramuniaga
Tugas dan Kewajiban
1)
Menata, mengatur dan merawat display, rak dan stand
yang menjadi tanggung jawabnya.
2)
Mengawasi harga dan mutu produk yang dijual.
Hak dan Wewenang
1)
Meminta stock barang dari bagian persediaan.
2)
Mengajukan usulan order pembelian barang kepada bagian
pembelian apabila stock di stand dan gudang menipis.
- Perkembangan
Organisasi Perusahaan
a.
Perubahan Sistem Manajemen
Pada tanggal 24 April 1995 toko Pamella mendapat
undangan dari Departemen Koperasi untuk mengikuti pelatihan manajemen Mini
Market yang diselenggarakan oleh Dep Kop yang bekerjasama dengan HERO
Supermarket dan Yayasan Prasetya Mulya (YPM). Pelatihan ini sangat berkesa dan
bermanfaat besar sekali terhadap perusahaan Pamella yang telah melakukan bisnis
selama 20 tahun barun sekali ini mendapatkan pelajaran bisnis terutama pelajaran
yang diberikan oleh bapak Untung dan Cahyo dari HERO, karena bukan hanya teori
saja yang diberikan tetapi juga praktek di lapangan bagaimana cara-cara lay out toko, penataan barang. Berawal
dari pelatihan 5 hari itulah banyak mendapat masukan dan informasi bisnis
swalayan serta cara pengelolaannya. Secara kebetulan walaupun sudah memiliki 4
toko tapi semua toko itu belum menjadi swalayan semua pelayanan masih
menggunakan nota. Setelah pelatihan tersebut pendiri langsung mempraktekkanya
pada semua toko Pamella secara bertahap. Bermula dengan memperluas Pamella
pusat dijadikan 3 lantai dengan luas total 1000 m², lantai 1 untuk swalayan
dibuka Desember 1995. Dengan dibuat swalayan ternyata omsetnya lebih besar.
Sebelum Pamella dirubah menjadi sistem swalayan dan
sebelum mendapat pelatihan, segala urusan mulai dari menata barang, memberi
harga, keuangan dan mengatur karyawan, pendiri melakukan sendiri. Sejak jadi
swalayan pendiri milai menata dan mengubah sistem menajemen Pamella dengan
jalan mengangkat dan membimbing para karyawan untuk memiliki tanggung jawab
yang berbeda-beda antara karyawan yang satu dengan yang lain dengan tujuan agar
saling melengkapi dan mempermudah proses pengaturan.
b.
Ekspansi Perusahaan
Setelah mengalami perubahan manajeman sehingga sukses
didunia bisnis eceran, Pamella mendirikan beberapa anak cabang antara lain:
1)
14 September 1981 : Mendirikan Pamela II di jalan
pandean 16 Yogyakarta luas 60 meter saat ini November 2000 menjadi 210 meter
2)
15 Februari 1993 : Mendirikan pamella III jl. Wonocatur
377 Yogyakarta. luas 126 meter saat ini juli 2000 menjadi 712 meter.
3)
22 Januari 1996 : mendirikan Pamela IV jl. Pramuka 84
Yogyakarta. Luas 175 meter. Tahun 2000 ini baru diperluas menjadi 565 meter (2
lantai).
4)
05 Agustus 1995 : mendirikan PamelaV jl. Tegal Turi 69
Yogyakarta. Luas 73,5 meter. Tahun 1996 telah kami serahkan kepemilikannya
kepada anak kami yang sudah menikah.
5)
01 Januari 1999 : mendirikan Pamela VI jl. Raya Candi
Gebang Condongcatur. Luas 440 meter.
- Personalia
Perusahaan
a.
Jumlah karyawan
Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, Pamella
menggunakan tenaga kerja sebanyak 200 orang. Sumber daya manumur (SDM) Pamella
Swalayan diklasifikasikan menurut kebutuhan perusahaan yaitu:
1)
Karyawan Tetap
Karyawan tetep adalah karyawan yang mempunyai
surat keputusan dari swalayan Pamella. Sedangkan sistem penggajiannya dilakukan
tiap bulan.
2)
Karyawan kontrak
Karyawan kontrak adalah karyawan yang ditetapkan masa
kerjanya, sedangkan sistem penggajian dilakukan perminggu.
Saat ini jumlah perkembangan SDM pada swalayan Pamella
di kelompokkan menjadi:
1)
Berdasarkan pada perkembangan SDM secara kuatitas
terdiri dari 150 orang karyawan perempuan dan 50 orang karyawan laki-laki.
2)
Berdasarkan pada perkembangan SDM secara kualitas
terdiri dari lulusan SMA dan sederajat.
Khusus bagi jabatan pramuniaga ada beberapa persyaratan yang harus
dipenuhi :
1)
Bagi wanita harus berjilbab sedangkan laki-laki tidak
perokok
2)
Taat beribadah
3)
Jujur dan ikhlas
4)
Lulusan SMA atau sederajat dan bukan berstatus
mahasiswa
5)
Bersedia ditempatkan di Pamella dan cabang-cabangnya
6)
Diadakan tes tertulis dan wawancara
b.
Sistem Kerja Karyawan
Ada 3 shif (giliran kerja) dengan 6 hari kerja dalam
seminggu yang diterapkan kepada karyawan antara lain :
1)
Shift jam pertama : 08.00 – 11.00, 17.00 – 21.00
2)
Shift jam kedua : 08.00 – 16.00
3)
Shift jam ketiga : 13.00 – 21.00
c.
Kesejahteraan Karyawan
Dalam mensejahterakan karyawan, maka Pamella
memberikan jaminan kepada karyawan antara lain:
1)
Gaji sesuai UMR dan bagi yang berprestasi diberi
tunjangan tambahan .
2)
Diberi THR (tunjangan hari raya ) setahun sekali
3)
Rekreasi sekali dalam setiap tahun
4)
Di ikutsertakan dalam JAMSOSTEK
5)
Cuti 12 hari dalam setahun yang apabila tidak diambil
maka diganti dengan uang .
- Pemasaran
Produk
Aspek pemasaran di Pamella tidak lepas dari unsur
bauran pemasaran (marketing mix).
Bauran ini terdiri dari produk, price, place,dan promotion. Di
bawah ini akan dijelaskan bauran pemasaran pada swalayan Pamella:
a.
Produk
Dalam menjual dan memasarkan barang, Pamella mengutamakan:
1)
Kelengkapan barang
Ada 3 klasifikasi barang di Pamella yaitu :
a)
Produk makanan, minuman dan kebutuhan harian.
Berupa makanan dan minuman yang masih merupakan bahan maupun yang sudah
siap disajikan. Digolongkan sebagai kebutuhan primer.
b)
Produk fashion
Produk pakaian untuk anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang
tua.digolongkan sebagai kebutuhan sekunder.
c)
Produk pelengkap lainnya
Berupa barang-barang elektronik, alat tulis dan hiasan rumah. Digolongkan
sebagai kebutuhan tersier.
2)
Kualitas
3)
Harga bersaing
4)
Suasana dan pelayanan
b.
Harga
Kebijakan strategi penetapan harga yang ditetapkan
oleh Pamella swalayan diusahakan mengarah kepada pembentukan citra atau image bahwa perusahaan mempunyai
produk-produk dengan harga yang bersaing dan terjangkau oleh seluruh lapisan
masyarakat. Kebijakan harga yang digunakan oleh Pamella swalayan berorientasi
pada pasar dan margin.
c.
Tempat
Lokasi pamella swalayan terletak di kawasan
Kusumanegara di Yogyakarta jadi hal ini sangat mendukung bagi strategi
perusahaan, mengingat lokasi tersebut mudah di jangkau karena banyaknya sarana
transportasi yang melewati swalayan tersebut. Lokasi ini memudahkan konsumen
dan pemasok barang untuk mencapai Pamella swalayan
d.
Promosi
Dalam usahanya mempertahankan dan meningkatkan
frekuensi penjualannya, Pamella melaksanakan promosi. Kegiatan promosi di
Pamella swalayan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1)
Periklanan
a).
Pemasangan spanduk baliho di tempat-tempat strategis di
wilayah kota Yogyakarta.
b).
Pemasangan spanduk di sekitar Pamella swalayan.
c).
Iklan di media cetak atau elektronik seperti radio,
koran, majalah.
2)
Promosi penjualan
Diskon khusus untuk pembelian produk tertentu dan dalam jumlah tertentu.
3)
Publisitas
B.
Analisis Data dan Pembahasan
Penelitian
ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi beli
konsumen pada supermarket Pamella I Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan
responden sebanyak 80 orang. Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan
beserta analisisnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini.
1.
Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap
konsumen pada supermaket Pamella I Yogyakarta dapat diketahui karakteristik
dari responden dalam penelitian ini sebagai berikut :
a.
Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelaminnya, maka responden dalam
penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Klasifikasi Responden Menurut Jenis
Kelamin
No.
|
Jenis Kelamin
|
Jumlah Responden
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
|
Perempuan
Laki-laki
|
57
23
|
71,25 %
28,75 %
|
Jumlah
|
80
|
100,00 %
|
Sumber : Data
primer yang diolah.
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa
sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu
sebanyak 57 orang (71,25 %) sedangkan sisanya sebanyak 23 orang (28,75 %)
adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen pada supermaket
Pamella I Yogyakarta adalah perempuan.
b. Umur
Responden
Berdasarkan hasil tabulasi menurut umur, maka
responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 4.2 di
bawah :
Tabel
4.2.
Klasifikasi Responden Menurut Umur
No.
|
Umur (Tahun)
|
Jumlah Responden
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
18 – 25
26 – 35
36 – 45
45 ke atas
|
15
36
20
9
|
18,75 %
45,00 %
25,00 %
11,25 %
|
Jumlah
|
80
|
100,00 %
|
Sumber : Data
primer yang diolah.
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden
dalam penelitian ini sebagian besar berumur antara 26 – 35 tahun yaitu sebanyak
36 orang (45,00 %), kemudian yang berumur antara 36 – 45 tahun sebanyak 20
orang (25,00 %) dan yang berumur antara 18 – 25 tahun sebanyak 15 orang (18,75
%). Sedangkan sisanya sebanyak 9 orang (11,25 %) berumur lebih dari 45 tahun.
c.
Tingkat Pendidikan Responden
Berdasarkan pendidikan yang ditempuhnya, maka
responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan seperti pada tabel
berikut :
Tabel 4.3.
Klasifikasi Responden Menurut Tingkat
Pendidikan
No.
|
Tingkat Pendidikan
|
Jumlah Responden
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
|
5
12
38
25
|
6,25 %
15,00 %
47,50 %
31,25 %
|
Jumlah
|
80
|
100,00 %
|
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel 4.3 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini telah menempuh
pendidikan SLTA yaitu sebanyak 38 orang (47,50 %). Kemudian yang menempuh
tingkat pendidikan di Perguruan Tinggi sebanyak 25 orang (31,25 %) dan yang
menempuh pendidikan SLTP sebanyak 12 orang (15,00 %). Sedangkan sisanya
sebanyak 5 orang (6,25 %) hanya menempuh tingkat pendidikan.
d.
Status Pernikahan Responden
Berdasarkan status pernikahannya, maka responden
dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 4.4 di bawah :
Tabel 4.5.
Klasifikasi Responden Menurut Status
Pernikahan
No.
|
Status Pernikahan
|
Jumlah Responden
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
|
Sudah Menikah
Belum Menikah
|
51
29
|
63,75 %
26,25 %
|
Jumlah
|
50
|
100,00 %
|
Sumber : Data
primer yang diolah.
Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian
besar responden dalam penelitian ini telah berstatus menikah yaitu sebanyak 51
orang (63,75 %), sedangkan sisanya sebanyak 29 orang (26,25 %) masih berstatus
belum nikah.
e.
Pendapatan Responden
Berdasarkan pendapatan yang diperoleh
responden setiap bulannya, maka responden dalam penelitian ini dapat
diklasifikasikan seperti tabel berikut:
Tabel 4.5.
Klasifikasi Responden Menurut Pendapatan
No.
|
Pendapatan (Rp)
|
Jumlah Responden
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
< 500.000
500.001 –750.000
750.001 – 1.000.000
> 1.000.000
|
5
12
45
18
|
6,25 %
15,00 %
56,25 %
22,50 %
|
Jumlah
|
80
|
100,00 %
|
Sumber: Data
primer yang diolah.
Tabel 4.5 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan antara
Rp. 750.001 – Rp. 1.000.000 yaitu sebanyak 45 orang (56,25 %), responden yang
mempunyai tingkat pendapatan lebih dari Rp. 1.000.000 sebanyak 18 orang (22,50
%) dan responden yang mempunyai tingkat pendapatan antara Rp. 500.001 – Rp. 750.000 sebanyak 12 orang (15,00 %) dan
sisanya sebanyak 5 orang (6,25 %) mempunyai tingkat pendapatan kurang dari Rp.
500.000.
2. Analisis Kualitatif
Selain data tentang karakteristik responden, maka dari
hasil penyebaran kuesioner akan diperoleh data mengenai variabel-variabel yang
digunakan dalam penelitian ini yang meliputi frekuensi beli konsumen, harga,
pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan. Adapun data selengkapnya adalah
sebagai berikut :
Frekuensi beli konsumen (Y)
Variabel ini
diukur berdasarkan frekuensi beli konsumen pada supermarket Pamella I
Yogyakarta dalam 3 bulan. Berdasarkan hasil jawaban yang diberikan oleh
responden maka dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.6.
Frekuensi Beli Konsumen
No.
|
Frekuensi Beli
|
Jumlah Responden
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
5.
|
10
11
12
13
14
|
3
4
17
21
35
|
3,75 %
5,00 %
21,25 %
26,25 %
43,75 %
|
Jumlah
|
80
|
100,00 %
|
Sumber: Data
primer yang diolah.
Tabel 4.6 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam tiga bulan melakukan pembelian
pada supermarket Pamella I Yogyakarta 14 kali yaitu sebanyak 35 orang (43,75 %), responden yang
mempunyai melakukan pembelian 13 kali sebanyak 21 orang (26,25 %) dan yang
melakukan pembelian 12 kali sebanyak 17 orang (21,25 %). Kemudian responden
yang melakukan pembelian 11 kali sebanyak 4 orang (5,00 %) dan sisanya sebanyak
3 orang (3,75 %) melakukan pembelian 10 kali dalam 3 bulan.
Harga (X1)
Data tentang
variabel harga ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan sejumlah 6
butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan responden
terhadap harga produk yang ditawarkan pada supermarket Pamella I Yogyakarta.
Adapun hasil jawaban responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
4.7.
Tanggapan
Responden terhadap Variabel Harga
No.
|
Tanggapan Responden
|
Jumlah
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
|
1
48
169
262
|
0,21 %
10,00 %
35,21 %
54,58 %
|
Total
|
480
|
100,00 %
|
Sumber : Data
primer yang diolah.
Tabel 4.7 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap
pernyataan-pernyataan variabel harga yaitu sebanyak 262 jawaban (54,58 %).
Kemudian jawaban setuju sebanyak 169 jawaban (35,21 %) dan jawaban kurang
setuju sebanyak 48 jawaban (10,00 %). Sedangkan sisanya sebanyak 1 jawaban
(0,21 %) menunjukkan tidak setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga produk
yang ditawarkan pada supermarket Pamella I Yogyakarta sangat sesuai dengan
harapan konsumen.
Pelayanan (X2)
Data tentang
variabel pelayanan ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan sejumlah 6
butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan responden
terhadap pelayanan yang diberikan oleh supermarket Pamella I Yogyakarta
terhadap konsumen yang sedang berbelanja. Adapun hasil jawaban responden selengkapnya
dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel
4.8.
Tanggapan
Responden terhadap Variabel Pelayanan
No.
|
Tanggapan Responden
|
Jumlah
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
|
0
36
95
349
|
0,00 %
7,50 %
19,79 %
72,71 %
|
Total
|
480
|
100,00 %
|
Sumber : Data
primer yang diolah.
Tabel 4.8 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap
pernyataan-pernyataan variabel pelayanan yaitu sebanyak 349 jawaban (72,71 %).
Kemudian jawaban setuju sebanyak 95 jawaban (19,79 %) dan sisanya sebanyak 36
jawaban (7,50 %) menunjukkan kurang setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa
supermarket Pamella I Yogyakarta telah memberikan pelayanan yang memuaskan bagi
konsumennya.
Kelengkapan barang (X3)
Data tentang
variabel kelengkapan barang ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan
sejumlah 6 butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan
responden terhadap kelengkapan barang produk yang ditawarkan pada supermarket
Pamella I Yogyakarta. Adapun hasil jawaban responden selengkapnya dapat dilihat
pada tabel berikut :
Tabel
4.9.
Tanggapan
Responden terhadap Variabel Kelengkapan Barang
No.
|
Tanggapan Responden
|
Jumlah
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
|
7
18
108
347
|
1,46 %
3,75 %
22,50 %
72,29 %
|
Total
|
480
|
100,00 %
|
Sumber : Data
primer yang diolah.
Tabel 4.9 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap
pernyataan-pernyataan variabel kelengkapan barang yaitu sebanyak 347 jawaban
(72,29 %). Kemudian jawaban setuju sebanyak 108 jawaban (22,50 %) dan jawaban
kurang setuju sebanyak 18 jawaban (3,75 %). Sedangkan sisanya sebanyak 7
jawaban (1,46 %) menunjukkan tidak setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa
supermarket Pamella I Yogyakarta menyediakan berbagai macam kebutuhan konsumen
secara lengkap sehingga semua kebutuhannya dapat terpenuhi dengan berbelanja di
supermarket Pamella I Yogyakarta.
Kenyamanan (X4)
Data tentang
variabel kenyamanan ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan sejumlah
4 butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan responden
terhadap kenyamanan produk yang ditawarkan pada supermarket Pamella I
Yogyakarta. Adapun hasil jawaban responden selengkapnya dapat dilihat pada
tabel berikut :
Tabel
4.10.
Tanggapan
Responden terhadap Variabel Kenyamanan
No.
|
Tanggapan Responden
|
Jumlah
|
Dalam Angka
|
Persentase
|
1.
2.
3.
4.
|
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
|
0
12
66
242
|
0,00 %
3,75 %
20,63 %
75,63 %
|
Total
|
320
|
100,00 %
|
Sumber : Data
primer yang diolah.
Tabel 4.10 di atas
menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap
pernyataan-pernyataan variabel kenyamanan yaitu sebanyak 242 jawaban (75,63 %).
Kemudian jawaban setuju sebanyak 66 jawaban (20,63 %) dan sisanya sebanyak 12
jawaban (3,75 %) menunjukkan kurang setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa
konsumen merasa sangat nyaman dalam melakukan pembelian (berbelanja) di
supermarket Pamella I Yogyakarta.
3.
Analisis Kuantitatif
a. Uji
Asumsi Regresi
1)
Uji Normalitas
Uji
normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi
variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau
tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan dengan program SPSS for Windows Release 11.0 diperoleh
hasil sebagai berikut :
Gambar 4.1.
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui
bahwa sebaran data tersebar di sekeliling garis lurus tersebut (tidak terpencar
jauh dari garis lurus) sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas
bisa dipenuhi.
2)
Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas
merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan linear yang sempurna diantara
beberapa atau semua variabel bebas, bila terdapat hubungan linear yang sempurna
diantara beberapa atau semua variabel bebas berarti analisis persamaan regresi
dalam penelitian ini dapat membahayakan interpretasi.
Untuk
mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas
dari tolerance value adalah 0,01 dan
batas VIF adalah 10. Jika tolerance value
di bawah 0,01 atau nilai VIF di atas 10 maka model yang dihasilkan tersebut
mengandung gangguan multikolinieritas.
Dari
hasil pengolahan data dengan program SPSS
for Windows Release 11.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel
4.11.
Hasil
Uji Collinearity Statistic
Variabel
|
Tolerance
|
VIF
|
Harga
Pelayanan
Kelengkapan barang
Kenyamanan
|
0,647
0,670
0,701
0,659
|
1,546
1,492
1,426
1,517
|
Sumber : Hasil
pengolahan data.
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa tolerance value untuk masing-masing
variabel lebih besar dari 0,01 sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel lebih
kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan model yang digunakan dalam
penelitian ini tidak mengandung gangguan multikolinieritas.
3)
Uji Homoskedasitas
Uji
homoskedasitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi
kesamaan varian residual dari satu pengamatan kepengamatan lain, maka disebut
homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Homoskedasitas dapat
diuji dengan menggunakan scatterplot sebagai berikut :
Gambar 4.2.
Hasil Uji Homoskedasitas
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat diketahui
bahwa sebaran data berada di sekitar titik 0 (nol) serta tidak tampak adanya
suatu pola tertentu yang teratur pada sebaran data tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan homoskedasitas bisa dipenuhi.
4)
Uji Autokorelasi
Autokorelasi
merupakan keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi
dengan variabel gangguan pada periode lain. Adanya autokorelasi bertentangan
dangan salah satu asumsi dasar klasik yaitu tidak ada korelasi diantara
variabel gangguan. Akibat dari adanya autokorelasi adalah parameter yang
diestimasi menjadi bias dan variannya tidak minimum, sehingga tidak efisien.
Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan pengujiannya sebagai
berikut :
a)
Membuat suatu hipotesis
Ho : Tidak
terdapat autokorelasi pada persamaan regresi
Ha :
Terdapat autokorelasi pada persamaan regresi
b)
Penentuan penolakan atau penerimaan hipotesis tersebut
dilakukan dengan membandingkan antara besarnya nilai DW-hitung dengan DW-tabel.
Hal ini dapat ditunjukkan dengan membandingkan nilai-nilai tersebut ke dalam
gambar daerah kritis Durbin Watson yaitu :
E
D C B A
Gambar
4.3.
Daerah Kritis Durbin Watson
Daerah A dan E atau jika d lebih kecil daripada dL
atau lebih besar dari (4- dL) maka hipotesis nol ditolak, dengan
kata lain pada daerah tersebut terdapat autokorelasi (daerah A merupakan
autokorelasi positif dan daerah E merupakan daerah autokorelasi negatif). Jika
d terletak antara du dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang
berarti tidak terdapat autokorelasi. Sedang jika nilai d terletak antara dL
dan dU atau antara (4-dU) dan (4-dL), maka uji
Durbin Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Untuk daerah-daerah ini
tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi. Secara matematis dapat
dituliskan sebagai berikut :
a)
Model tidak mengandung autokorelasi bila :
dU < d < (4-dU)
b)
Hasil uji Durbin Watson tidak bisa disimpulkan bila :
dL < d < (4-dU) atau (4-dU)
< d < (4- dL)
c)
Model mengandung autokorelasi bila :
d < dL atau d > (4- dL)
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan program
statistik SPSS for Windows Release 11.0 diperoleh
nilai DW test sebesar 1,858 kemudian nilai DW test tersebut dibandingkan dengan
nilai dU untuk sisi kiri serta 4-dU untuk sisi kanan.
Dari tabel statistik dengan a = 5 % diperoleh hasil sebagai berikut :
n = 80
k = 4
dL = 1,534
dU = 1,743
4-dU = 2,257
4-dL = 2,466
Setelah dibandingkan ternyata nilai DW test terletak antara dU
dan 4-dU (1,743 < 1,858 < 2,257) yang artinya nilai DW test
terletak pada daerah C atau daerah non autokorelasi, sehingga dapat dikatakan
bahwa model yang digunakan tidak terdapat gejala autokorelasi.
b.
Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui
pengaruh harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap frekuensi
beli konsumen maka digunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan
hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan program statistik SPSS for Windows Release 11.0 diperoleh
hasil sebagai berikut :
Tabel
4.12.
Hasil
Analisis Regresi Linier Berganda
Variabel
|
Koefisien Regresi
|
Standar Error
|
t hitung
|
Sig.
|
X1
X2
X3
X4
|
0,239
0,115
0,130
0,164
|
0,050
0,048
0,052
0,076
|
4,764
2,393
2,507
2,161
|
0,000
0,019
0,014
0,034
|
Konstanta = 0,262
R = 0,792
R² = 0,627
F
hitung = 31,483
N = 100
|
Sumber : Data primer yang diolah.
Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang diajukan
dalam penelitian ini dilakukan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk menguji
pengaruh variabel bebas secara simultan sedangkan uji t digunakan untuk menguji
pengaruh variabel bebas secara parsial/individu.
1)
Uji F
(Pengujian Secara Simultan)
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas (harga,
pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) secara simultan/serempak terhadap
variabel terikat (frekuensi beli konsumen) maka digunakan uji F. Adapun
langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
a)
Menentukan hipotesis :
b)
Dengan menggunakan taraf signifikansi 95 % (a =
0,05) dan derajat kebebasan (df) = (n-k);(k-1) = (75);(4) diperoleh F tabel
sebesar 2,494
c)
Kriteria pengujian :
d)
Hasil perhitungan diperoleh F hitung = 31,483
0 2,494
31,483
Gambar 4.4.
Daerah Penerimaan Ho dan Daerah
Penolakan Ho
Untuk Uji
Koefisien Regresi Secara Serempak
e)
Kesimpulan :
2) Uji t (Pengujian Secara Parsial)
Untuk membuktikan pengaruh variabel-variabel bebas
secara parsial/individu terhadap variabel terikat maka digunakan uji t. Dalam
pengujian ini digunakan taraf signifikansi (a) = 5 %, derajat kebebasan (df) = (n-k) = 75
dengan pengujian dua sisi diperoleh t tabel = 1,992. Adapun kriteria
pengujiannya sebagai berikut :
·
Ho diterima jika –1,992 £ t hitung £ 1,992
·
Ho ditolak jika t hitung < –1,992 atau t
hitung > 1,992
a)
Pengaruh harga terhadap frekuensi beli konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1) Menentukan
hipotesis
Ho : b1 = 0, artinya harga tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen
Ha : b1 ¹ 0, artinya harga berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli
konsumen
(2) Hasil
perhitungan diperoleh t hitung = 4,764
–1,992 1,992
4,764
Gambar 4.5.
Daerah Penerimaan Ho dan
Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji
Koefisien Regresi Harga
(3) Kesimpulan
:
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (4,764 >
1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05)
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha berarti harga berpengaruh secara signifikan terhadap
frekuensi beli konsumen pada supermarket Pamella I Yogyakarta dan pengaruhnya
adalah positif, sehingga apabila harga produk yang ditawarkan oleh supermarket
Pamella I Yogyakarta semakin baik maka frekuensi beli konsumen juga akan
mengalami peningkatan.
b)
Pengaruh pelayanan terhadap frekuensi beli konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1) Menentukan
hipotesis
Ho : b2 = 0, artinya pelayanan tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli
konsumen
Ha : b2 ¹ 0, artinya pelayanan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli
konsumen
(2) Hasil
perhitungan diperoleh t hitung = 2,393
–1,992 1,992
2,393
Gambar 4.6.
Daerah Penerimaan Ho dan
Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji
Koefisien Regresi Pelayanan
(3) Kesimpulan
:
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,393 >
1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05)
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha berarti pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap
frekuensi beli konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila
pelayanan yang diberikan oleh supermarket Pamella I Yogyakarta semakin baik
maka maka frekuensi beli konsumen juga akan meningkat.
c)
Pengaruh kelengkapan barang terhadap frekuensi beli
konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1) Menentukan
hipotesis
Ho : b3 = 0, artinya kelengkapan barang tidak berpengaruh terhadap frekuensi
beli konsumen
Ha : b3 ¹ 0, artinya kelengkapan barang berpengaruh signifikan terhadap
frekuensi beli konsumen
(2) Hasil
perhitungan diperoleh t hitung = 2,507
–1,992 1,992
2,507
Gambar 4.7.
Daerah Penerimaan Ho dan
Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji
Koefisien Regresi Kelengkapan Barang
(3) Kesimpulan
:
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,507 >
1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05)
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha berarti kelengkapan barang berpengaruh secara signifikan
terhadap frekuensi beli konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga
apabila barang yang disediakan oleh supermarket Pamella I Yogyakarta semakin
lengkap maka maka frekuensi beli konsumen juga akan meningkat.
d)
Pengaruh kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1) Menentukan
hipotesis
Ho : b4 = 0, artinya kenyamanan tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli
konsumen
Ha : b4 ¹ 0, artinya kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli
konsumen
(2) Hasil
perhitungan diperoleh t hitung = 2,161
–1,992 1,992
2,161
Gambar 4.8.
Daerah Penerimaan Ho dan
Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji
Koefisien Regresi Kenyamanan
(3) Kesimpulan
:
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,161 >
1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05)
sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima.
Dengan diterimanya Ha berarti kenyamanan berpengaruh secara signifikan terhadap
frekuensi beli konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila
kenyamanan yang diperoleh konsumen dalam berbelanja di supermarket Pamella I
Yogyakarta semakin baik maka maka frekuensi beli konsumen juga akan meningkat.