Contoh skripsi manajemen SDM “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI BELI KONSUMEN PADA SUPERMAKET" Bab 5

thumbnail

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A.    Kesimpulan

Berdasarkan hasil penelitian dan analisis data mengenai faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi beli konsumen pada supermarket Pamella I Yogyakarta, maka dapat diambil beberapa kesimpulan sebagai berikut :
  1. Hasil pengujian secara simultan/serempak (uji F) menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas (faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) secara simultan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli konsumen. Hal ini ditunjukkan oleh nilai F hitung (31,483) lebih besar dari nilai F tabel (2,494).
  2. Hasil pengujian secara parsial (uji t) menunjukkan bahwa variabel-variabel bebas (harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) secara parsial berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli konsumen dan pengaruhnya adalah positif sehingga apabila faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan semakin baik maka frekuensi beli konsumen juga akan meningkat. Ini ditunjukkan oleh nilai t hitung untuk faktor harga (4,764), faktor pelayanan (2,393), faktor kelengkapan barang (2,507) dan faktor kenyamanan (2,161) lebih besar dari nilai t tabel (1,992).

B.     Saran

Berdasarkan hasil penelitian, analisis data serta kesimpulan di atas maka dapat diberikan saran-saran sebagai berikut :
  1. Dengan diketahuinya pengaruh faktor harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen, maka pihak pengelola supermarket Pamella I Yogyakarta hendaknya lebih memperhatikan faktor-faktor tersebut sehingga frekuensi beli konsumen dapat ditingkatkan.
  2. Dalam hal kenyamanan berbelanja perlu mendapatkan perhatian yang lebih besar lagi dari pengelola supermarket Pamella I Yogyakarta. Hal ini dikarenakan dalam berbelanja mereka terkadang masih was-was dengan keamanan uang yang dibawanya sehingga masalah keamanan dari para konsumen perlu lebih ditingkatkan lagi.




Contoh skripsi manajemen SDM “FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI FREKUENSI BELI KONSUMEN PADA SUPERMAKET" Bab 4

thumbnail

BAB IV
HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN

A.    Gambaran Umum Supermarket Pamella I Yogyakarta
  1. Latar Belakang Perusahaan
Perusahaan yang terletak di jalan Kusumanegara no. 141 Yogyakarta ini didirikan oleh NOOR LIESNANI PAMELLA. pendiri adalah anak pertama dari sebuah keluarga besar yang memiliki usaha sendiri. Sedangkan suami pendiri yang bernama Sunardi Syahuri yang dilahirkan di desa yang hampir sebagian besar penduduknya mempunyai perusahaan tenun dengan beberapa orang karyawan dan karyawati.
Saat pendiri berumur 8 tahun (1963), ia bersama keluarga memisahkan diri dari lingkung keluarga besar dan menempati rumah baru yang terletak di jalan Kusumanegara Yogyakarta. Sisa bangunan rumah tersebut dimanfaatkan untuk membuka usaha baru antara lain: penjualan ikan segar dalam kolam, peternakan, penjualan tanaman hias, dan buah-buahan serta penggilingan padi.
Ketika tahun 1970 ayah pendiri meninggal dunia dan semua usaha berantakan, dan ibu pendiri melunasi sisa hutang bank dengan berat. pendiri beranggapan bahwa pinjaman bank itu memberatkan nasabah sehingga pendiri berjanji tidak akan meminjam uang pada bank karena hukum bunga bank haram.
Ketika pendiri duduk di kelas 2 SMP sudah berjuang keras untuk memenuhi kebutuhan keluarga dan 3 adik yang masih sekolah ditambah kewajiban melunasi hutang bank. Dan usaha pendiri yang pertama adalah berdagang pakaian dengan cara door to door di luar jam sekolah, sementara ibu pendiri menjahit pakaian di rumah.
Dari hasil penjualan sawah seluas 400 M, pendiri menggunakan untuk melunasi sisa utang bank dan sebagian dijadikan untuk modal usaha.maka dibulah warung usaha kelontong ukuran 5 x 6 meter dengan nama FLORA di jalan Kusumanegara no. 121 Yogyakarta dan warung tersebut terus berkembang serta barang dagangannya pun semakin lengkap dan bisa melinasi hutang bank.
Pada tanggal 14 September 1975 didirikanlah warung bernama PAMELLA tepat di samping FLORA dengan ukuran 5 x 5 dengan modal pinjaman seber Rp 150.000 (untuk perbandingan nilai emas 60 Gr).Adapun nama Pamella diambil dari nama terakhir pendiri yaitu Noor Liesnani Pamella.
Pada tahun 1978 toko Pamella diperpanjang menjadi 5 x 15 meter dan mulai mempunyai pegawai, karena sebelumnya belum ada pegawai. Kemudian pada tahun 1979 pendiri membeli tanah yang sekarang menjadi Pamella 2, dan disamping itu juga memperpanjang toko lagi menjadi 5 x 30 meter. Karena sesak lagi dan semakin laris maka Pamella dibangun menjadi 2 lantai pada tahun 1984. Ternyata dengan 2 lantai, Pamella masih sesak juga maka pada tahun 1994 ditingkat menjadi 4 lantai (lantai 1 sampai 3 untuk toko, dan lantai 4 untuk gudang). Pada Maret 2000 pendiri membeli tanah seluas 1.650 m² sambung dengan tanah Pamella yang hanya 380 meter dan langsung dibangun untuk perluasan swalayan menjadi 540 m2 dan sudah beroperasi pada tanggal 1 Oktober 2000, dengan tujuan agar konsumen yang bermobil bisa masuk ke Pamella karena sebelumnya yang masuk hanya kendaraan roda 2.

  1. Struktur Organisasi Perusahaan
Suatu organisasi perusahaan tujuan utamanya tentu saja adalah profit. Untuk mencapai tujuan inilah dibentuk suatu struktur organisasi yang mengatur tugas peranan masing-masing karyawan secara efisien. Dengan efisiensi struktur organisasi dan struktur kerja diharapkan efektifitas dapat tercapai.
Untuk lebih meningkatkan optimalisasi, efektifitas dan efisiensi karyawan dan lebih memudahkan pihak manajemen dalam mengawasi karyawan maka dibuat suatu job description. Job discription ini menggambarkan dan menuntun karyawan dalam melaksanakan pekerjaannya. Apa yang menjadi tugas, kewajiban, hak dan wewenang mereka.
Berikut ini adalah gambaran atau bagan perusahaan Pamella I:










Keterangan:
            = Garis Instruksi
            = Garis Koordinasi

Berikut ini adalah job discription (mengacu pada struktur organisasi) mereka:
a.       Pimpinan Umum
Tugas dan Kewajiban
1)      Mengusahakan pencapaian target perusahaan
2)      Menciptakan suasana yang harmonis, gembira dan dedikasi diantara karyawan.

Hak dan Wewenang
1)      Mengajukan usul dan keputusan strategis dalam usaha mencapai terget.
2)      Mengajukan usul mengenai mitasi dan promosi karyawan pada bagian personalia.

b.      Bagian Personalia
Tugas dan Kewajiban
1)      Membuat dan mengawasi jadwal kerja seluruh karyawan.
2)      Merekrut, menguji dan melatih karyawan baru.
Hak dan Wewenang
1)      Merekrut, memindahkan dan menaikkan jabatan maupun memecat karyawan sehubungan dengan kepentingan perusahaan.
2)      Menegur dan menindak karyawan sesuai dengan kesalahan.


c.       Bagian Keuangan
Tugas dan Kewajiban
1)      Membuat anggaran keuangan perusahaan.
2)      Mengawasi dan mencatat pemasukan dan pengeluaran perusahaan.
Hak dan Wewenang
1)      Menentukan anggaran pengeluaran perusahaan
2)      Membuat dan menyusun format laporan keuangan perusahaan.

d.      Bagian Gudang
Tugas dan kewajiban
1)      Mengawasi stok barang yang ada digudang
2)      Mengontrol kelengkapan dan keadaan barang
Hak dan Wewenang
1)      Meminta persediaan barang yang sudah habis.
2)      Menolak dan menerima pemasok barang.

e.       Bagian Administrasi
Tugas dan Kewajiban
1)      Membuat anggaran administrasi perusahaan.
2)      Mengawasi dan mencatat pemasukan dan pengeluaran administrasi
Hak dan Wewenang
1)      Menentukan anggaran administrasi perusahaan.
2)      Membuat dan menyusun format laporan administrasi perusahaan.


f.       Koordinasi Penjualan
Tugas dan Kewajiban
1)      Mengatur dan menyusun program-program pemasaran secara continiu untuk mencapai target perusahaan.
2)      Mengawasi besarnya mark up pricing.
Hak dan Wewenang
1)      Menolak menjual suatu produk apabila produk tersebut tidak memenuhi syarat untuk dipasarkan.
2)      Menolak pengajuan suatu program dari pihak supplier apabila program tersebut tidak menguntungkan perusahaan.

g.      Pramuniaga
Tugas dan Kewajiban
1)      Menata, mengatur dan merawat display, rak dan stand yang menjadi tanggung jawabnya.
2)      Mengawasi harga dan mutu produk yang dijual.
Hak dan Wewenang
1)      Meminta stock barang dari bagian persediaan.
2)      Mengajukan usulan order pembelian barang kepada bagian pembelian apabila stock di stand dan gudang menipis.



  1. Perkembangan Organisasi Perusahaan
a.        Perubahan Sistem Manajemen
Pada tanggal 24 April 1995 toko Pamella mendapat undangan dari Departemen Koperasi untuk mengikuti pelatihan manajemen Mini Market yang diselenggarakan oleh Dep Kop yang bekerjasama dengan HERO Supermarket dan Yayasan Prasetya Mulya (YPM). Pelatihan ini sangat berkesa dan bermanfaat besar sekali terhadap perusahaan Pamella yang telah melakukan bisnis selama 20 tahun barun sekali ini mendapatkan pelajaran bisnis terutama pelajaran yang diberikan oleh bapak Untung dan Cahyo dari HERO, karena bukan hanya teori saja yang diberikan tetapi juga praktek di lapangan bagaimana cara-cara lay out toko, penataan barang. Berawal dari pelatihan 5 hari itulah banyak mendapat masukan dan informasi bisnis swalayan serta cara pengelolaannya. Secara kebetulan walaupun sudah memiliki 4 toko tapi semua toko itu belum menjadi swalayan semua pelayanan masih menggunakan nota. Setelah pelatihan tersebut pendiri langsung mempraktekkanya pada semua toko Pamella secara bertahap. Bermula dengan memperluas Pamella pusat dijadikan 3 lantai dengan luas total 1000 m², lantai 1 untuk swalayan dibuka Desember 1995. Dengan dibuat swalayan ternyata omsetnya lebih besar.
Sebelum Pamella dirubah menjadi sistem swalayan dan sebelum mendapat pelatihan, segala urusan mulai dari menata barang, memberi harga, keuangan dan mengatur karyawan, pendiri melakukan sendiri. Sejak jadi swalayan pendiri milai menata dan mengubah sistem menajemen Pamella dengan jalan mengangkat dan membimbing para karyawan untuk memiliki tanggung jawab yang berbeda-beda antara karyawan yang satu dengan yang lain dengan tujuan agar saling melengkapi dan mempermudah proses pengaturan.

b.       Ekspansi Perusahaan
Setelah mengalami perubahan manajeman sehingga sukses didunia bisnis eceran, Pamella mendirikan beberapa anak cabang antara lain:
1)      14 September 1981 : Mendirikan Pamela II di jalan pandean 16 Yogyakarta luas 60 meter saat ini November 2000 menjadi 210 meter
2)      15 Februari 1993 : Mendirikan pamella III jl. Wonocatur 377 Yogyakarta. luas 126 meter saat ini juli 2000 menjadi 712 meter.
3)      22 Januari 1996 : mendirikan Pamela IV jl. Pramuka 84 Yogyakarta. Luas 175 meter. Tahun 2000 ini baru diperluas menjadi 565 meter (2 lantai).
4)      05 Agustus 1995 : mendirikan PamelaV jl. Tegal Turi 69 Yogyakarta. Luas 73,5 meter. Tahun 1996 telah kami serahkan kepemilikannya kepada anak kami yang sudah menikah.
5)      01 Januari 1999 : mendirikan Pamela VI jl. Raya Candi Gebang Condongcatur. Luas 440 meter.



  1. Personalia Perusahaan
a.        Jumlah karyawan
Dalam melaksanakan kegiatan perusahaan, Pamella menggunakan tenaga kerja sebanyak 200 orang. Sumber daya manumur (SDM) Pamella Swalayan diklasifikasikan menurut kebutuhan perusahaan yaitu:
1)      Karyawan Tetap
Karyawan tetep adalah karyawan yang mempunyai surat keputusan dari swalayan Pamella. Sedangkan sistem penggajiannya dilakukan tiap bulan.
2)      Karyawan kontrak
Karyawan kontrak adalah karyawan yang ditetapkan masa kerjanya, sedangkan sistem penggajian dilakukan perminggu.
Saat ini jumlah perkembangan SDM pada swalayan Pamella di kelompokkan menjadi:
1)      Berdasarkan pada perkembangan SDM secara kuatitas terdiri dari 150 orang karyawan perempuan dan 50 orang karyawan laki-laki.
2)      Berdasarkan pada perkembangan SDM secara kualitas terdiri dari lulusan SMA dan sederajat.
Khusus bagi jabatan pramuniaga ada beberapa persyaratan yang harus dipenuhi :
1)      Bagi wanita harus berjilbab sedangkan laki-laki tidak perokok
2)      Taat beribadah
3)      Jujur dan ikhlas
4)      Lulusan SMA atau sederajat dan bukan berstatus mahasiswa
5)      Bersedia ditempatkan di Pamella dan cabang-cabangnya
6)      Diadakan tes tertulis dan wawancara

b.       Sistem Kerja Karyawan
Ada 3 shif (giliran kerja) dengan 6 hari kerja dalam seminggu yang diterapkan kepada karyawan antara lain :
1)      Shift jam pertama : 08.00 – 11.00, 17.00 – 21.00
2)      Shift jam kedua : 08.00 – 16.00
3)      Shift jam ketiga : 13.00 – 21.00

c.        Kesejahteraan Karyawan
Dalam mensejahterakan karyawan, maka Pamella memberikan jaminan kepada karyawan antara lain:
1)      Gaji sesuai UMR dan bagi yang berprestasi diberi tunjangan tambahan .
2)      Diberi THR (tunjangan hari raya ) setahun sekali
3)      Rekreasi sekali dalam setiap tahun
4)      Di ikutsertakan dalam JAMSOSTEK
5)      Cuti 12 hari dalam setahun yang apabila tidak diambil maka diganti dengan uang .

  1. Pemasaran Produk
Aspek pemasaran di Pamella tidak lepas dari unsur bauran pemasaran (marketing mix). Bauran ini terdiri dari produk, price, place,dan promotion. Di bawah ini akan dijelaskan bauran pemasaran pada swalayan Pamella:
a.        Produk
Dalam menjual dan memasarkan barang, Pamella mengutamakan:
1)      Kelengkapan barang
Ada 3 klasifikasi barang di Pamella yaitu :
a)      Produk makanan, minuman dan kebutuhan harian.
Berupa makanan dan minuman yang masih merupakan bahan maupun yang sudah siap disajikan. Digolongkan sebagai kebutuhan primer.
b)      Produk fashion
Produk pakaian untuk anak-anak, remaja, dewasa, maupun orang tua.digolongkan sebagai kebutuhan sekunder.
c)      Produk pelengkap lainnya
Berupa barang-barang elektronik, alat tulis dan hiasan rumah. Digolongkan sebagai kebutuhan tersier.
2)      Kualitas
3)      Harga bersaing
4)      Suasana dan pelayanan

b.       Harga
Kebijakan strategi penetapan harga yang ditetapkan oleh Pamella swalayan diusahakan mengarah kepada pembentukan citra atau image bahwa perusahaan mempunyai produk-produk dengan harga yang bersaing dan terjangkau oleh seluruh lapisan masyarakat. Kebijakan harga yang digunakan oleh Pamella swalayan berorientasi pada pasar dan margin.

c.        Tempat
Lokasi pamella swalayan terletak di kawasan Kusumanegara di Yogyakarta jadi hal ini sangat mendukung bagi strategi perusahaan, mengingat lokasi tersebut mudah di jangkau karena banyaknya sarana transportasi yang melewati swalayan tersebut. Lokasi ini memudahkan konsumen dan pemasok barang untuk mencapai Pamella swalayan
d.       Promosi
Dalam usahanya mempertahankan dan meningkatkan frekuensi penjualannya, Pamella melaksanakan promosi. Kegiatan promosi di Pamella swalayan dapat diklasifikasikan sebagai berikut:
1)      Periklanan
a).    Pemasangan spanduk baliho di tempat-tempat strategis di wilayah kota Yogyakarta.
b).   Pemasangan spanduk di sekitar Pamella swalayan.
c).    Iklan di media cetak atau elektronik seperti radio, koran, majalah.
2)      Promosi penjualan
Diskon khusus untuk pembelian produk tertentu dan dalam jumlah tertentu.
3)      Publisitas

B.     Analisis Data dan Pembahasan

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi frekuensi beli konsumen pada supermarket Pamella I Yogyakarta. Dalam penelitian ini digunakan responden sebanyak 80 orang. Adapun hasil dari penelitian yang telah dilakukan beserta analisisnya dapat dilihat pada uraian di bawah ini.

1.      Karakteristik Responden

Berdasarkan hasil penelitian yang telah dilakukan terhadap konsumen pada supermaket Pamella I Yogyakarta dapat diketahui karakteristik dari responden dalam penelitian ini sebagai berikut :
a.       Jenis Kelamin Responden
Berdasarkan jenis kelaminnya, maka responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan sebagai berikut :
Tabel 4.1.
Klasifikasi Responden Menurut Jenis Kelamin

No.
Jenis Kelamin
Jumlah Responden
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
Perempuan
Laki-laki
57
23
71,25 %
28,75 %
Jumlah
80
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel 4.1 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini berjenis kelamin perempuan yaitu sebanyak 57 orang (71,25 %) sedangkan sisanya sebanyak 23 orang (28,75 %) adalah laki-laki. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian besar konsumen pada supermaket Pamella I Yogyakarta adalah perempuan.

b.      Umur Responden
Berdasarkan hasil tabulasi menurut umur, maka responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 4.2 di bawah :
Tabel 4.2.
Klasifikasi Responden Menurut Umur

No.
Umur (Tahun)
Jumlah Responden
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
18 – 25
26 – 35
36 – 45
45 ke atas
15
36
20
9
18,75 %
45,00 %
25,00 %
11,25 %
Jumlah
80
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel 4.2 di atas menunjukkan bahwa responden dalam penelitian ini sebagian besar berumur antara 26 – 35 tahun yaitu sebanyak 36 orang (45,00 %), kemudian yang berumur antara 36 – 45 tahun sebanyak 20 orang (25,00 %) dan yang berumur antara 18 – 25 tahun sebanyak 15 orang (18,75 %). Sedangkan sisanya sebanyak 9 orang (11,25 %) berumur lebih dari 45 tahun.

c.       Tingkat Pendidikan Responden
Berdasarkan pendidikan yang ditempuhnya, maka responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan seperti pada tabel berikut :

Tabel 4.3.
Klasifikasi Responden Menurut Tingkat Pendidikan

No.
Tingkat Pendidikan
Jumlah Responden
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
SD
SLTP
SLTA
Perguruan Tinggi
5
12
38
25
6,25 %
15,00 %
47,50 %
31,25 %
Jumlah
80
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.

Tabel 4.3 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini telah menempuh pendidikan SLTA yaitu sebanyak 38 orang (47,50 %). Kemudian yang menempuh tingkat pendidikan di Perguruan Tinggi sebanyak 25 orang (31,25 %) dan yang menempuh pendidikan SLTP sebanyak 12 orang (15,00 %). Sedangkan sisanya sebanyak 5 orang (6,25 %) hanya menempuh tingkat pendidikan.

d.      Status Pernikahan Responden
Berdasarkan status pernikahannya, maka responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan seperti pada tabel 4.4 di bawah :
Tabel 4.5.
Klasifikasi Responden Menurut Status Pernikahan

No.
Status Pernikahan
Jumlah Responden
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
Sudah Menikah
Belum Menikah
51
29
63,75 %
26,25 %
Jumlah
50
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.
Pada tabel 4.4 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam penelitian ini telah berstatus menikah yaitu sebanyak 51 orang (63,75 %), sedangkan sisanya sebanyak 29 orang (26,25 %) masih berstatus belum nikah.

e.       Pendapatan Responden
Berdasarkan pendapatan yang diperoleh responden setiap bulannya, maka responden dalam penelitian ini dapat diklasifikasikan seperti tabel berikut:
Tabel 4.5.
Klasifikasi Responden Menurut Pendapatan

No.
Pendapatan (Rp)
Jumlah Responden
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
< 500.000
500.001 –750.000
750.001 – 1.000.000
> 1.000.000
5
12
45
18
  6,25 %
15,00 %
56,25 %
22,50 %
Jumlah
80
100,00 %
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.5 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden mempunyai tingkat pendapatan antara Rp. 750.001 – Rp. 1.000.000 yaitu sebanyak 45 orang (56,25 %), responden yang mempunyai tingkat pendapatan lebih dari Rp. 1.000.000 sebanyak 18 orang (22,50 %) dan responden yang mempunyai tingkat pendapatan antara Rp. 500.001 –   Rp. 750.000 sebanyak 12 orang (15,00 %) dan sisanya sebanyak 5 orang (6,25 %) mempunyai tingkat pendapatan kurang dari Rp. 500.000.

2.      Analisis Kualitatif
Selain data tentang karakteristik responden, maka dari hasil penyebaran kuesioner akan diperoleh data mengenai variabel-variabel yang digunakan dalam penelitian ini yang meliputi frekuensi beli konsumen, harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan. Adapun data selengkapnya adalah sebagai berikut :
Frekuensi beli konsumen (Y)
Variabel ini diukur berdasarkan frekuensi beli konsumen pada supermarket Pamella I Yogyakarta dalam 3 bulan. Berdasarkan hasil jawaban yang diberikan oleh responden maka dapat disajikan dalam tabel berikut:
Tabel 4.6.
Frekuensi Beli Konsumen

No.
Frekuensi Beli
Jumlah Responden
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
5.
10
11
12
13
14
3
4
17
21
35
  3,75 %
  5,00 %
21,25 %
26,25 %
43,75 %
Jumlah
80
100,00 %
Sumber: Data primer yang diolah.
Tabel 4.6 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden dalam tiga bulan melakukan pembelian pada supermarket Pamella I Yogyakarta 14 kali yaitu sebanyak 35 orang (43,75 %), responden yang mempunyai melakukan pembelian 13 kali sebanyak 21 orang (26,25 %) dan yang melakukan pembelian 12 kali sebanyak 17 orang (21,25 %). Kemudian responden yang melakukan pembelian 11 kali sebanyak 4 orang (5,00 %) dan sisanya sebanyak 3 orang (3,75 %) melakukan pembelian 10 kali dalam 3 bulan.

Harga (X1)
Data tentang variabel harga ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan sejumlah 6 butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan responden terhadap harga produk yang ditawarkan pada supermarket Pamella I Yogyakarta. Adapun hasil jawaban responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.7.
Tanggapan Responden terhadap Variabel Harga

No.
Tanggapan Responden
Jumlah
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
1
48
169
262
  0,21 %
10,00 %
35,21 %
54,58 %
Total
480
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel 4.7 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan-pernyataan variabel harga yaitu sebanyak 262 jawaban (54,58 %). Kemudian jawaban setuju sebanyak 169 jawaban (35,21 %) dan jawaban kurang setuju sebanyak 48 jawaban (10,00 %). Sedangkan sisanya sebanyak 1 jawaban (0,21 %) menunjukkan tidak setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa harga produk yang ditawarkan pada supermarket Pamella I Yogyakarta sangat sesuai dengan harapan konsumen.

Pelayanan (X2)
Data tentang variabel pelayanan ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan sejumlah 6 butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan responden terhadap pelayanan yang diberikan oleh supermarket Pamella I Yogyakarta terhadap konsumen yang sedang berbelanja. Adapun hasil jawaban responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.8.
Tanggapan Responden terhadap Variabel Pelayanan

No.
Tanggapan Responden
Jumlah
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
0
36
95
349
  0,00 %
  7,50 %
19,79 %
72,71 %
Total
480
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel 4.8 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan-pernyataan variabel pelayanan yaitu sebanyak 349 jawaban (72,71 %). Kemudian jawaban setuju sebanyak 95 jawaban (19,79 %) dan sisanya sebanyak 36 jawaban (7,50 %) menunjukkan kurang setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa supermarket Pamella I Yogyakarta telah memberikan pelayanan yang memuaskan bagi konsumennya.

Kelengkapan barang (X3)
Data tentang variabel kelengkapan barang ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan sejumlah 6 butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan responden terhadap kelengkapan barang produk yang ditawarkan pada supermarket Pamella I Yogyakarta. Adapun hasil jawaban responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :
Tabel 4.9.
Tanggapan Responden terhadap Variabel Kelengkapan Barang

No.
Tanggapan Responden
Jumlah
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
7
18
108
347
  1,46 %
  3,75 %
22,50 %
72,29 %
Total
480
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel 4.9 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan-pernyataan variabel kelengkapan barang yaitu sebanyak 347 jawaban (72,29 %). Kemudian jawaban setuju sebanyak 108 jawaban (22,50 %) dan jawaban kurang setuju sebanyak 18 jawaban (3,75 %). Sedangkan sisanya sebanyak 7 jawaban (1,46 %) menunjukkan tidak setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa supermarket Pamella I Yogyakarta menyediakan berbagai macam kebutuhan konsumen secara lengkap sehingga semua kebutuhannya dapat terpenuhi dengan berbelanja di supermarket Pamella I Yogyakarta.

Kenyamanan (X4)
Data tentang variabel kenyamanan ini diperoleh melalui kuesioner dengan pertanyaan sejumlah 4 butir dan jawaban dari responden menunjukkan tingkat kesetujuan responden terhadap kenyamanan produk yang ditawarkan pada supermarket Pamella I Yogyakarta. Adapun hasil jawaban responden selengkapnya dapat dilihat pada tabel berikut :

Tabel 4.10.
Tanggapan Responden terhadap Variabel Kenyamanan

No.
Tanggapan Responden
Jumlah
Dalam Angka
Persentase
1.
2.
3.
4.
Tidak Setuju
Kurang Setuju
Setuju
Sangat Setuju
0
12
66
242
  0,00 %
  3,75 %
20,63 %
75,63 %
Total
320
100,00 %
Sumber : Data primer yang diolah.
Tabel 4.10 di atas menunjukkan bahwa sebagian besar responden menyatakan sangat setuju terhadap pernyataan-pernyataan variabel kenyamanan yaitu sebanyak 242 jawaban (75,63 %). Kemudian jawaban setuju sebanyak 66 jawaban (20,63 %) dan sisanya sebanyak 12 jawaban (3,75 %) menunjukkan kurang setuju. Kondisi ini menunjukkan bahwa konsumen merasa sangat nyaman dalam melakukan pembelian (berbelanja) di supermarket Pamella I Yogyakarta.
3.      Analisis Kuantitatif
a.       Uji Asumsi Regresi
1)      Uji Normalitas
Uji normalitas bertujuan untuk mengetahui apakah dalam sebuah model regresi variabel terikat, variabel bebas atau keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Berdasarkan hasil uji normalitas yang telah dilakukan dengan program SPSS for Windows Release 11.0 diperoleh hasil sebagai berikut :

Gambar 4.1.
Hasil Uji Normalitas
Berdasarkan gambar 4.1 di atas dapat diketahui bahwa sebaran data tersebar di sekeliling garis lurus tersebut (tidak terpencar jauh dari garis lurus) sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan normalitas bisa dipenuhi.

2)      Uji Multikolinieritas
Multikolinieritas merupakan suatu keadaan dimana terdapat hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebas, bila terdapat hubungan linear yang sempurna diantara beberapa atau semua variabel bebas berarti analisis persamaan regresi dalam penelitian ini dapat membahayakan interpretasi.
Untuk mengetahui ada tidaknya gejala multikolinieritas dapat dilihat dari tolerance value atau nilai Variance Inflation Factor (VIF). Batas dari tolerance value adalah 0,01 dan batas VIF adalah 10. Jika tolerance value di bawah 0,01 atau nilai VIF di atas 10 maka model yang dihasilkan tersebut mengandung gangguan multikolinieritas.
Dari hasil pengolahan data dengan program SPSS for Windows Release 11.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.11.
Hasil Uji Collinearity Statistic

Variabel

Tolerance

VIF
Harga
Pelayanan
Kelengkapan barang
Kenyamanan
0,647
0,670
0,701
0,659
1,546
1,492
1,426
1,517
            Sumber : Hasil pengolahan data.
Berdasarkan tabel 4.11 di atas dapat diketahui bahwa tolerance value untuk masing-masing variabel lebih besar dari 0,01 sedangkan nilai Variance Inflation Factor (VIF) untuk masing-masing variabel lebih kecil dari 10. Dengan demikian dapat disimpulkan model yang digunakan dalam penelitian ini tidak mengandung gangguan multikolinieritas.

3)      Uji Homoskedasitas
Uji homoskedasitas bertujuan menguji apakah dalam sebuah model regresi, terjadi kesamaan varian residual dari satu pengamatan kepengamatan lain, maka disebut homoskedasitas dan jika berbeda disebut heteroskedasitas. Homoskedasitas dapat diuji dengan menggunakan scatterplot sebagai berikut :
Gambar 4.2.
Hasil Uji Homoskedasitas
Berdasarkan gambar 4.3 di atas dapat diketahui bahwa sebaran data berada di sekitar titik 0 (nol) serta tidak tampak adanya suatu pola tertentu yang teratur pada sebaran data tersebut sehingga dapat dikatakan bahwa persyaratan homoskedasitas bisa dipenuhi.

4)      Uji Autokorelasi
Autokorelasi merupakan keadaan dimana variabel gangguan pada periode tertentu berkorelasi dengan variabel gangguan pada periode lain. Adanya autokorelasi bertentangan dangan salah satu asumsi dasar klasik yaitu tidak ada korelasi diantara variabel gangguan. Akibat dari adanya autokorelasi adalah parameter yang diestimasi menjadi bias dan variannya tidak minimum, sehingga tidak efisien. Untuk mengetahui ada tidaknya autokorelasi dapat dilakukan pengujiannya sebagai berikut :
a)      Membuat suatu hipotesis
Ho :  Tidak terdapat autokorelasi pada persamaan regresi
Ha :  Terdapat autokorelasi pada persamaan regresi
b)      Penentuan penolakan atau penerimaan hipotesis tersebut dilakukan dengan membandingkan antara besarnya nilai DW-hitung dengan DW-tabel. Hal ini dapat ditunjukkan dengan membandingkan nilai-nilai tersebut ke dalam gambar daerah kritis Durbin Watson yaitu :





E             D             C                   B             A




Gambar 4.3.
Daerah Kritis Durbin Watson
Daerah A dan E atau jika d lebih kecil daripada dL atau lebih besar dari (4- dL) maka hipotesis nol ditolak, dengan kata lain pada daerah tersebut terdapat autokorelasi (daerah A merupakan autokorelasi positif dan daerah E merupakan daerah autokorelasi negatif). Jika d terletak antara du dan (4-dU), maka hipotesis nol diterima, yang berarti tidak terdapat autokorelasi. Sedang jika nilai d terletak antara dL dan dU atau antara (4-dU) dan (4-dL), maka uji Durbin Watson tidak menghasilkan kesimpulan yang pasti. Untuk daerah-daerah ini tidak dapat disimpulkan ada tidaknya autokorelasi. Secara matematis dapat dituliskan sebagai berikut :
a)      Model tidak mengandung autokorelasi bila :
dU < d < (4-dU)
b)      Hasil uji Durbin Watson tidak bisa disimpulkan bila :
dL < d < (4-dU) atau (4-dU) < d < (4- dL)
c)      Model mengandung autokorelasi bila :
d < dL atau d > (4- dL)
Dari hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan program statistik SPSS for Windows Release 11.0 diperoleh nilai DW test sebesar 1,858 kemudian nilai DW test tersebut dibandingkan dengan nilai dU untuk sisi kiri serta 4-dU untuk sisi kanan. Dari tabel statistik dengan a = 5 % diperoleh hasil sebagai berikut :
n       =  80
k       =  4
dL     =  1,534
dU     =  1,743
4-dU  =  2,257
4-dL  =  2,466
Setelah dibandingkan ternyata nilai DW test terletak antara dU dan 4-dU (1,743 < 1,858 < 2,257) yang artinya nilai DW test terletak pada daerah C atau daerah non autokorelasi, sehingga dapat dikatakan bahwa model yang digunakan tidak terdapat gejala autokorelasi.

b.      Analisis Regresi Linier Berganda
Untuk mengetahui pengaruh harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen maka digunakan analisis regresi linier berganda. Berdasarkan hasil perhitungan yang telah dilakukan dengan program statistik SPSS for Windows Release 11.0 diperoleh hasil sebagai berikut :
Tabel 4.12.
Hasil Analisis Regresi Linier Berganda

Variabel
Koefisien Regresi
Standar Error
t hitung
Sig.
X1
X2
X3
X4
0,239
0,115
0,130
0,164
0,050
0,048
0,052
0,076
4,764
2,393
2,507
2,161
0,000
0,019
0,014
0,034
Konstanta    =   0,262
R                  =   0,792
                =   0,627
F hitung       =   31,483
N                 =   100
Sumber : Data primer yang diolah.

Selanjutnya untuk membuktikan hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini dilakukan uji F dan uji t. Uji F digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara simultan sedangkan uji t digunakan untuk menguji pengaruh variabel bebas secara parsial/individu.
1)      Uji F (Pengujian Secara Simultan)
Untuk menguji pengaruh variabel-variabel bebas (harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan) secara simultan/serempak terhadap variabel terikat (frekuensi beli konsumen) maka digunakan uji F. Adapun langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
a)      Menentukan hipotesis :
Ho : b1, b2, b3, b4 = 0,  artinya harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan secara simultan tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen
Ha : b1, b2, b3, b4 ¹ 0,  artinya harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan secara simultan berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen
b)      Dengan menggunakan taraf signifikansi 95 % (a = 0,05) dan derajat kebebasan (df) = (n-k);(k-1) = (75);(4) diperoleh F tabel sebesar 2,494
c)      Kriteria pengujian :
Ho diterima apabila  F hitung £ 2,494
Ho ditolak apabila F hitung > 2,494
d)     Hasil perhitungan diperoleh F hitung = 31,483

 




0                                                             2,494
31,483
Gambar 4.4.
Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji Koefisien Regresi Secara Serempak


e)      Kesimpulan :
Hasil perhitungan menunjukkan nilai F hitung > F tabel (31,483 > 2,494) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti harga, pelayanan, kelengkapan barang dan kenyamanan secara simultan berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen pada supermarket Pamella I Yogyakarta.

2)      Uji t (Pengujian Secara Parsial)
Untuk membuktikan pengaruh variabel-variabel bebas secara parsial/individu terhadap variabel terikat maka digunakan uji t. Dalam pengujian ini digunakan taraf signifikansi (a) =  5 %, derajat kebebasan (df) = (n-k) = 75 dengan pengujian dua sisi diperoleh t tabel = 1,992. Adapun kriteria pengujiannya sebagai berikut :
·         Ho diterima jika –1,992 £ t hitung £ 1,992
·         Ho ditolak jika t hitung < –1,992 atau t hitung > 1,992
a)      Pengaruh harga terhadap frekuensi beli konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1)   Menentukan hipotesis
Ho : b1 = 0,   artinya harga tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen
Ha : b1 ¹ 0,   artinya harga berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli konsumen
(2)   Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 4,764


 





–1,992                                     1,992
4,764
Gambar 4.5.
Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji Koefisien Regresi Harga
(3)   Kesimpulan :
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (4,764 > 1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti harga berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi beli konsumen pada supermarket Pamella I Yogyakarta dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila harga produk yang ditawarkan oleh supermarket Pamella I Yogyakarta semakin baik maka frekuensi beli konsumen juga akan mengalami peningkatan.

b)      Pengaruh pelayanan terhadap frekuensi beli konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1)   Menentukan hipotesis
Ho : b2 = 0,   artinya pelayanan tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen
Ha : b2 ¹ 0,   artinya pelayanan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli konsumen
(2)   Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,393


 





–1,992                                     1,992
2,393
Gambar 4.6.
Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji Koefisien Regresi Pelayanan
(3)   Kesimpulan :
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,393 > 1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti pelayanan berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi beli konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila pelayanan yang diberikan oleh supermarket Pamella I Yogyakarta semakin baik maka maka frekuensi beli konsumen juga akan meningkat.


c)      Pengaruh kelengkapan barang terhadap frekuensi beli konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1)   Menentukan hipotesis
Ho : b3 = 0,   artinya kelengkapan barang tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen
Ha : b3 ¹ 0,   artinya kelengkapan barang berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli konsumen
(2)   Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,507


 





–1,992                                     1,992
2,507
Gambar 4.7.
Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji Koefisien Regresi Kelengkapan Barang
(3)   Kesimpulan :
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,507 > 1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti kelengkapan barang berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi beli konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila barang yang disediakan oleh supermarket Pamella I Yogyakarta semakin lengkap maka maka frekuensi beli konsumen juga akan meningkat.

d)     Pengaruh kenyamanan terhadap frekuensi beli konsumen
Langkah-langkah pengujiannya sebagai berikut :
(1)   Menentukan hipotesis
Ho : b4 = 0,   artinya kenyamanan tidak berpengaruh terhadap frekuensi beli konsumen
Ha : b4 ¹ 0,   artinya kenyamanan berpengaruh signifikan terhadap frekuensi beli konsumen
(2)   Hasil perhitungan diperoleh t hitung = 2,161


 





–1,992                                     1,992
2,161
Gambar 4.8.
Daerah Penerimaan Ho dan Daerah Penolakan Ho
Untuk Uji Koefisien Regresi Kenyamanan


(3)   Kesimpulan :
Hasil perhitungan menunjukkan bahwa t hitung > t tabel (2,161 > 1,992) atau mempunyai tingkat signifikansi sebesar 0,000 (kurang dari 0,05) sehingga hipotesis nol (Ho) ditolak dan hipotesis alternatif (Ha) diterima. Dengan diterimanya Ha berarti kenyamanan berpengaruh secara signifikan terhadap frekuensi beli konsumen dan pengaruhnya adalah positif, sehingga apabila kenyamanan yang diperoleh konsumen dalam berbelanja di supermarket Pamella I Yogyakarta semakin baik maka maka frekuensi beli konsumen juga akan meningkat.